Monday, July 18, 2016

RUMAH MASA KECIL

"Kamu dilahirkan dirumah, dikamar itu kamu lahir" kata ibu. Waktu itu memang rata-rata, bayi lahir dirumah dan biasanya bidanlah yang mendampingi dan membantu kelahiran. Di rumah itulah aku disusui, digendong, terlelap, mandi, dituntun, berlari, bermain, bersenda-gurau dengan tetangga dan saudara. Belajar ketika beranjak masuk sekolah, menjalankan kegiatan sehari-hari ada di situ. Mulai dari depan sampai belakang sampai sekarang aku tidak pernah lupa rupanya. Dari sudut yang satu ke sudut yang lain rumah itu aku tidak pernah lalai. Bahkan kolong tempat tidur pun kadangkala menjadi tempat aku bersembunyi ataupun tertidur disitu.
Rumahku letaknya diujung desa Grobogan dekat lereng pegunungan kapur utara. Waktu itu sebelah utara dari rumahku kurang lebih 500 m masih ditumbuhi pepohonan jati cukup lebat. Di tahun 70-an suasananya kalau siang hari tidak terlalu ramai sedangkan kalau malam hari saat jam menunjukkan pukul 20.00 sudah sepi. Rumah itu menghadap ke arah barat, letaknya tidak terlalu dekat dengan jalan, dengan halaman yang luas dan banyak pepohonan buah-buahan yang tumbuh disekitarnya. Menurut cerita bapakku, merekalah yang telah menanami halaman tersebut dengan pohon buah-buahan. Saat itu ada beberapa jenis buah yang ditanam seperti pohon mangga, pohon nangka, pohon pepaya, pohon pisang, pohon markisa, pohon sukun, pohon kelapa, dan pohon jambu. Yang paling banyak ditanam adalah pohon mangga sehingga kalau musim berbuah, selalu bisa makan buah mangga setiap hari selama 2 bulanan.

Sebenarnya kalau di bilang rumahku juga tidak tepat karena rumah itu adalah rumah dinas yang diperuntukkan ayahku dan keluarganya. Namun karena aku lahir disitu, hidup selama 24 tahun disitu, bagiku rumah dinas yang aku tinggali bersama dengan kedua orang tuaku dan kedua adikku adalah rumahku. Rumah yang menjadi saksi perjuangan keluargaku dan pertumbuhanku beserta anggota keluarga yang lain. Rumah tempat aku belajar tentang tanggung jawab, kebencian, kemarahan, cinta kasih, pengampunan dan persaudaraan. Rumah yang selalu menjadi kerinduanku untuk selalu pulang setelah aku pergi bermain, pergi belajar dari mulai TK sampai dengan masa Kuliah.
Rumah yang menjadi tempat aku bermain dengan saudara dan teman, tempat aku tidur, tempat aku bersenda gurau, tempat aku belajar dengan teman-teman dan cinta pertamaku, tempat dimana aku belajar keteladanan dari kedua orang tuaku.
Rumah masa kecil-ku memang tidak mewah, tetapi bagiku rumah itulah yang paling nyaman sepanjang hidupku. Rumah yang akan selalu menjadi kenangan sepanjang hidup. Sekarang aku, adik-adikku, kedua orang tuaku tidak lagi menempati rumah itu, sebab orang tuaku telah pensiun. Orang tuaku pulang ke kampung halamannya dan menempati tanah warisan. Sejak saat itulah, aku tidak lagi melihat rumah masa kecilku, apalagi sudah ada yang menempati sebagai penghuni baru.
Sebelum kami meninggalkan rumah itu, kami semua berdoa dan aku berkata sambil mengelus dinding rumah masa kecilku "terima kasih ya karena kamu adalah tempat yang aku sayangi...terima kasih sudah mau ditempati kami sekeluarga..."

No comments:

Post a Comment

SINOPSIS FILM RISEN

"Risen" adalah sebuah film yang mengisahkan tentang peristiwa kebangkitan Yesus Kristus dari sudut pandang seorang tentara Romawi ...