Thursday, November 12, 2020

KISAH DIBALIK LAGU SUCI, SUCI, SUCI (Kidung Jemaat 2)

Awal mulanya lagu ini digunakan untuk ibadah hari Minggu Tri tunggal, sebab isinya mengundang para penyembah untuk bergabung dalam memuji keTuhanan Trinitas, memparafrasekan Wahyu 4:1-11, dan dari visi Yohanes tentang penyembahan tanpa akhir di Surga, ini adalah contoh dari upaya patuh Heber untuk menghindari emosi yang berlebihan. Namun kemudian lagu ini dinyanyikan diawal ibadah dalam peribadatan secara umum.

Himne yang sampai sekarang masih kita nyanyikan ini ditulis pada awal 1800-an selama Heber masih menjadi vikaris (1807-1823) di Hodnet, Shopshire, Inggris. Disana ia menjadi penulis himne yang produktif sampai menghasilkan lebih dari 100 himne. Bahkan himne misionaris yang agung, " From Greenland's icy mountains  Dari pegunungan es Greenland," terlepas dari kiasan India ("untaian karang India", "pulau Ceylon")-( From Greenland's icy mountains," notwithstanding the Indian allusions ("India's coral strand," "Ceylon's isle) ditulis sebelum dia menerima tawaran dari Calcutta. Lagu pemakaman yang menyentuh, "Engkau telah pergi ke kuburan," ditulis tentang kehilangan bayi pertamanya, yang merupakan kesedihan yang mendalam baginya. Beberapa himne diterbitkan (1811-16) di Christian Observer, sisanya tidak diterbitkan sampai setelah kematiannya.

Sebagai bentuk penghargaan kepada Heber, Himne yang dibuatnya diterbitkan pertama kali dalam A Selection of Psalms and Hymns for Parish Church of Banbury (Edisi ketiga, 1826) dan kemudian oleh janda penulis dalam Hymns Written and Adapted to the Weekly Church Service of the Year (1827).

Reginald Heber lahir 21 April 1783 dari keluarga kaya dan terpelajar. Dia adalah seorang pemuda yang cerdas, menerjemahkan sebuah puisi klasik Latin ke dalam syair bahasa Inggris pada saat dia berusia tujuh tahun, kuliah di Oxford pada usia 17, dan memenangkan dua penghargaan untuk puisinya selama berada di sana. Setelah lulus ia melayani sebagai pendeta di gereja ayahnya di desa Hodnet dekat Shrewsbury di bagian barat Inggris di mana ia tinggal selama 16 tahun. Ditahbiskan pada tahun 1807, dan kemudian mengambil alih paroki tua ayahnya di Shropshire setelah kematian ayahnya pada tahun 1804. Dia segera menjalankan tugas sebagai pendeta desa, setelah menikahi Amelia, putri Dr. Shipley, dekan St. Asaf.

Dalam tugasnya, Reginald menggabungkan tugas pastoralnya dengan tugas geraja lainnya, menulis himne, dan karya sastra yang lebih umum yang termasuk studi kritis karya lengkap dari pendeta abad ke-17, Jeremy Taylor. Selama menjalankan tugas sebagai uskup, Reginald juga melakukan perjalanan panjang dari Skandinavia, Rusia dan Eropa Tengah.

Pada tahun 1812 ia dijadikan prebendary (berhubungan dengan administrasi) St Asaf, atas permintaan ayah mertuanya. Pada tahun 1815 ia diangkat sebagai dosen Bampton di Oxford, dan pada tahun 1822 sebagai pengkhotbah di Lincoln's Inn, dan pada akhir tahun yang sama (melalui perantaraan temannya CWW Wynn) ia ditawari jabatan kosong di Calcutta. Di India, ia diangkat sebagai uskup di Calcutta pada tahun 1823.

Selama masa keuskupannya yang singkat,  ia melakukan perjalanan yang sangat luas di wilayah keuskupannya di India, dan bekerja keras untuk meningkatkan kondisi kehidupan spiritual dan kehidupan umum dari umatnya.  Selain itu, Reginald harus menjalani tugasnya dengan Kombinasi dari tugas yang sulit, iklim yang tidak bersahabat dan kondisi kesehatan yang tidak terlalu diperhatikan sehingga membawa kehancuran dan kematian saat mengunjungi Trichinopoly (sekarang Tiruchirappalli). Dia meninggal karena stroke pada tanggal 3 April 1826.

Setelah kematiannya, sebuah Monumen didirikan untuk mengingatnya baik berada di India dan di Katedral St. Paulus, London. Sebuah koleksi lagu-lagunya diterbitkan tak lama setelah kematiannya, salah satunya, lagu himne yang dalam bahasa Indonesia diberi judul "Suci, Suci Suci", adalah nyanyian populer dan dikenal luas pada Minggu Trinitas.

Meskipun keuskupan Heber singkat, dia telah meninggalkan kesan yang baik, dan berita kematiannya membawa banyak penghormatan dari seluruh India. Sir Charles Grey, seorang teman lama Oxford yang menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung Calcutta, berbicara tentang keceriaan Heber, humor yang baik, kesabaran dan kebaikannya.

Dia melakukan perjalanan tanpa kenal lelah melalui semua bagian keuskupannya yang berat, tidak hanya melaksanakan tugas uskupnya dengan rajin, tetapi juga menyembuhkan perbedaan dan menyemangati hati serta menguatkan tangan para pekerja Kristen kemanapun dia pergi.

No comments:

Post a Comment

SINOPSIS FILM RISEN

"Risen" adalah sebuah film yang mengisahkan tentang peristiwa kebangkitan Yesus Kristus dari sudut pandang seorang tentara Romawi ...