Rumah
masa kecilku menjadi saksi
dan tempat kami bertiga lahir, tumbuh dan berkembang disana. Kami tiga
bersaudara, aku (yang posting) adalah anak tertua, lahir pada tahun 1975.
Menurut penuturan ibu, saat aku hendak lahir, ibu mengalami pendarahan yang
hebat. Bahkan sesaat setelah lahir aku tidak lahir seperti kebanyakan bayi
lainnya, kalau kebanyakan bayi lahir pasti akan menangis, tapi aku hanya diam.
Sehingga karena diamku itu, ibu dan keluargaku panik, untunglah bidan dengan
sigap berusaha membuatku menangis. Kata ibu, untuk membuat aku menangis ibu
bidan harus memegang kaki dan mengangkatnya keatas, pantatku ditepok-tepok,
akhirnya mau menangis juga. Sejak itu, aku di "emong" oleh kedua
orang tuaku, emak-ku (simbah) dan saudara dari ibu dan bapak.
Memasuki tahun 1978, tepatnya pada bulan
januari akhir, ibu yang telah hamil lagi melahirkan adikku yang pertama. Adikku
inipun lahir di rumah secara normal ditangani dengan bidan yang sama. Berbeda
dengan situasi lahirku, adikku lahir membuat semua gembira, karena tidak ada
tanda-tanda yang aneh seperti diriku. Karena waktu itu aku baru menginjak umur
dua setengah tahun aku pun turut gembira karena aku punya saudara dan teman
bermain dirumah. Namun kata ibu waktu adikku lahir aku sempat bertanya :
"adikku kok laki-laki lagi?" (maklum saat itu tidak ada USG). Makanya
barangkali karena komentarku seperti itu. seringkali sebagai kakak, aku tidak
dapat berbagi dengan baik, ingin menang sendiri, seringkali membuat adikku
menangis. Selalu ada teriakan ibukku, supaya aku bisa berdamai dan menuntun
adikku. Cukup lama aku dan adikku berdua sebelum lahir adikku yang
ketiga. Bukan kebetulan kalau adikku yang kedua lahir cewek.
Masih ingat, setiap pagi kami sekeluarga
mengadakan persekutuan keluarga. Bapak yang selalu menyuruh kami selalu dekat
dengan Tuhan dengan cara bersama-sama mengadakan persekutuan rumah tangga.
Setiap akhir persekutuan secara bergantian kami selalu meminta kepada Tuhan
agar diberi adik lagi dan berjenis kelamin perempuan. Kami menunggu cukup lama
akan jawaban Tuhan, sampai akhirnya pada tahun 1983, Tuhan sungguh memberikan
jawaban seperti yang kami terima. Adikku yang kedua lahir dirumah dengan
selamat dan berjenis kelamin perempuan, semua bersukacita dan sempurnalah
seperti yang dikehendaki Tuhan.
Kami berdua sebagai kakak laki-laki sangat
menyayanginya, bahkan melalui adik perempuan yang kami sayangi keributan yang
seringkali kami lakukan sudah lebih jauh mereda. Wajarkan, karena perhatian
kami sudah mulai teralihkan ke ("mainan") baru. Kalau ingat foto itu, jadi inget ia selalu memberi kebahagiaan buat kami semua...Selamat berjuang adik-adikku menjalani masa depan bersama dengan keluarga masing-masing. .
Amin, saya rindu persekutuan kita bersama. semoga kita selalu dalam lindungan Tuhan Yesus yang selalu mengasihi kita sepanjang hidup kita. Semoga kedua orang tua sehat selalu
ReplyDelete