Friday, July 22, 2016

KAMBINGKU TEMANKU

Aku merengek ke ibu untuk dibelikan kambing seperti yang dipunyai tetanggaku. Ibu balik bertanya: "Apa kamu bisa memelihara?" Aku bilang: "bisa". Ibu masih bertanya dengan penuh keraguan: "kalau kamu nanti punya kambing, apa kamu bisa membagi waktu?". "Sebab ibu selalu minta kamu supaya setelah pulang sekolah tidur siang sejenak dan kamu bisa main setelah itu baru mandi?" Saya bilang lagi ke ibu: "aku bisa bu, nanti waktu bermainku aku barengkan dengan menggembala kambing." Aku janji bisa melakukan dengan baik..."
Saat itu permintaanku belum dikabulkan tetapi pada akhirnya kalau tidak salah ingat, sebulan kemudian aku dibelikan anak kambing 2 ekor yang satu betina dan satunya jantan. Sepulang sekolah, begitu aku diberitahu kalau ada kambing di belakang rumah langsung aku menuju kesana. Masih ingat rasanya saat itu, sungguh sangat senang. Namun karena aku sudah berjanji kepada orang tuaku, kemudian aku beranjak tidur siang. Kebiasaan kalau sudah tidur siang, sekitar jam 16.00 WIB (jam 4 sore) aku selalu bermain keluar rumah. Mulai saat itu, aku selalu keluar rumah bahkan ke sebuah tanah lapang dekat dengan ladang untuk menggembalakan kambingku. Tidak sendiri, namun bersama teman karibku untuk bersama-sama menggembalakan kambing.
Setiap sore hari kami berdua ke tanah lapang yang ditumbuhi rumput liar dan tanaman yang bisa aku manfaatkan untuk makanan kambing. Sambil menjaga kambing, kami selalu menyempatkan bermain. Berbeda dengan permainan dan yang dimainkan dengan anak sekarang, kami selalu menggunakan alam untuk media permainan. Kalau bosan bermain, kadangkala kami mencari buah yang bisa dimakan seperti buah pohon asem china, pohon asem, atau buah lainnya. 
Menggembala kambing menjadi kebiasaan yang kami lakukan setiap hari. Saat itu, bagiku sangat menyenangkan ketika bisa bermain di alam, tiduran di rumput, memanjat pohon, membuat mainan dari rumput atau dari dahan dan ranting pohon atau apapun yang dapat dijadikan mainan. Alam sekitar menjadi tempat yang terbaik untuk bermain apalagi bersama teman karib dan kambing.
Anak kambing yang dibelikan orang tuaku semakin lama semakin besar dan akhirnya beranak-pinak. Melalui ternak kambing itu pula, aku bisa merasakan hasilnya, Kalau anakan kambing sudah mulai besar biasanya aku minta pakdhe yang memang bisa menjual ternak. Uang hasil penjualan kambing tersebut tak terasa ternyata  bisa untuk membeli buku, untuk membayar SPP sekolah dan untuk jajan.
Menggembala kambing aku lakukan kurang lebih 3 tahun karena setelah itu aku harus sekolah diluar kota dan sering tidak bisa pulang pada waktu siang. Sehingga akhirnya semua kambing yang aku punya dijual supaya tidak mengganggu kegiatan dan memberatkan orang tua. 

No comments:

Post a Comment

SINOPSIS FILM RISEN

"Risen" adalah sebuah film yang mengisahkan tentang peristiwa kebangkitan Yesus Kristus dari sudut pandang seorang tentara Romawi ...