Sunday, August 11, 2019

BAPAK.................(DIMASA KECILKU)

Kilasan waktu di masa kecilku kembali terbayang tatkala ku mengingatmu....

Deru montor berwarna putih terdengar memasuki halaman rumah...yang sejak tadi aku tunggu. Betapa girang hatiku ketika dibelakang bapak...kulihat sepeda roda tiga yang kuminta dibelikan olehnya. Walaupun permintaanku atas sepeda itu sudah lama, bapak tidak surut untuk menghiburku agar sabar menantinya. Hari itu menjadi hari yang bahagia....apalagi adikku yang nomor 2 masih belum bisa meminjamnya dariku....maka tiap pagi selalu ku naiki...bangun dari tidur ingat sepeda itu...sampai mau tidur....
"udah to mas....jangan naik sepeda terus...nanti kecapekan" , ujar ibukku. Namun karena waktu itu aku baru senang-senangnya maka sering tidak ku hiraukan teguran ibu. 
Bapak...tidak hanya membelikan mainan pada masa kecil.....tapi justru mengajari aku untuk membuatnya sendiri. Apalagi mainan waktu itu (tahun 80-an) tidak seperti mainan sekarang ini. Aku diajari membuat mainan gasing, membuat kapal dari kayu randu, membuat tembak-tembakan dari pelepah pisang, membuat ketapel.
Di sela-sela waktu yang ia punya, bapak selalu punya hobi dan kesenangan yang ditularkan dan diajarkan kepadaku dan adik-adikku. Sewaktu bapak tidak sibuk di pelayanan, ia akan mengajakku untuk memancing, hebatnya hampir selalu ia akan mendapatkan ikan. Baik ketika mancing di Kedung, di Dam, di empang, disungai, ia selalu tahu bagaimana memancing ditempat-tempat itu. Pernah ketika aku diajak mancing di daerah jongkong, disebuah rawa...pulang bawa banyak ikan gabus dan ukurannya besar-besar. Sampai rumah 2 ember yang ukuran besar tidak cukup untuk menampung ikan hasil mancing. Kebiasaan kalau habis mancing, bapak sendiri juga yang akan membersihkan hasil tangkapannya, aku diminta membantu sampai setelah bersih baru diberikan ke ibu untuk dimasak. Selain mancing, bapak juga hobi beternak, seingatku bapak pernah melihara itik, ayam petelur, ayam pedaging, ayam petarung, ternak ayam cemani, pelihara ayam kalkun, angsa, beragam burung ia pelihara mulai jalak bali, jalak uren, cucak rowo, murai batu, kakaktua, burung perkutut dan masih banyak lagi. Tidak hanya unggas, tetapi juga kambing, kelinci, anjing. Selain itu, karena pekarangan rumah cukup luas disamping rumah, bapak juga budidaya ikan, sedangkan dipekarangan lain dekat rumah bapak juga budidaya lele dan aku diajari memijahkan ikan lele, memelihara benih dan menjualnya di pasar. Ilmu budidaya dan beternak lele aku peroleh darinya.



Masih segar dalam ingatan saat bapak bilang akan budidaya ikan lele, mulai mengawinkan indukan, memijahkan, perawatan anakan lele dan ketika anakan lele segedhe jari kelingking menjualnya bersama bapak ke pasar. Waktu itu memang bagiku tidak enak, karena sewaktu memijahkan ikan lele, saat telur-telur ditempatkan diijuk dan mulai menetas menjadi anakan kecil-kecil, bapak selalu menyuruhku untuk membersihkan bak-bak kecil tempat pemijahan dengan sangat hati-hati. Selang kecil...harus aku pegang...yang ujung aku taruh dibak pendederan sedangkan ujung selang satunya aku tempelkan ke mulut untuk mengawali penyedotan air yang sudah mulai kotor agar anak lele yang baru lahir tetap hidup. Itu aku lakukan tiap pagi selama 3 bulan, makanya kadangkala aku terlambat masuk sekolah....tapi berkahnya aku dapat uang jajan dan pengalaman serta ilmu yang hebat.

Kembali pada hobinya memelihara dan beternak burung, acapkali bapak memintaku menemaninya untuk mencari pakan alami, baik itu kroto, belalang, jangkrik atau ulat daun pisang. Selama aku mengikutinya mencari pakan alami itu ada banyak peristiwa menarik yang membuatku girang, takut, dongkol tapi bahagia. Girang... karena bapak selalu memberi ketenangan ketika mulai jauh dari rumah. Seperti ketika bapak mengajakku cari keroto sampai ke jatipohon, motor dititipin ke tempat om, bawa minuman hanya sebotol. Ketika kami masih berburu pakan kroto, minuman yang aku bawa sudah habis, apakah bapak lalu mengajakku pulang?? Tidak. Wajahnya mendongak keatas, lalu bapak naik ke pohon randu lalu mengambil buah randu muda, setelah beberapa dikumpulkan lalu dia membelahnya menjadi dua atau tiga, kemudian dia mencontohkannya kepadaku dengan menghisap daging buah randu...rasanya manis sepet tapi mampu menghilangkan dahaga. Bapak juga bisa membuatku takut....kalau dia mulai mengajakku untuk mencari jangkrik dimalam hari, betapa tidak kalau hanya mencari jangkrik di area persawahan masih tidak masalah; tapi karena waktu itu aku masih penakut...entah sengaja atau tidak...dia selalu mengajakku masuk kuburan dan bong (kuburan orang china). Satu waktu dimalam hari, bapak mengajakku masuk ke bong (kuburan china) untuk mencari jangkrik dan belalang; waktunya sudah malam, dekat dengan salah satu bong yang bentuk bangunan kuburannya diatas dipasangi lonceng....seingatku waktu itu.....angin tidak keras...hanya pelan.....waktunya sepi.....ketika bapak memberikan jangkrik yang ditangkapnya kepadaku....lalu aku memasukkannya ke wadah yang aku bawa.....tiba-tiba...lonceng yang jaraknya lima langkah diatasku...bunyi beberapa kali....aku terperanjat dan teriak......pak....!! ternyata bapak sudah berpindah tempat cukup jauh....
Bapakpun menyahut.....ada apa..kok teriak-teriak...lalu aku bilang..."loncengnya bunyi" (sambil terengah-engah).. Bapak hanya bilang: "dasar penakut!".....itu yang membuatku gondok. 

Bapak juga suka mencari katak dimalam hari, setiap kali musim penghujan tiba, bapak akan segera membenahi wadah katak, beli baterai untuk senter kesayangannya yang cukup besar. Dia tidak memakai tombak atau alat apapun untuk menangkap katak kecuali senter. Setiap kali ketika bapak mengajakku menangkap katak, dia selalu berpesan: "Jangan ngomong, jangan ribut dan jangan mendahului bapak..kecuali bapak minta". Manut.......; kamu tahu tidak pendengaran dan penglihatan bapak tajam setajam mata ular kalau mengincar katak. Kalau sudah dekat dengan katak yang diincar...bapak menyuruhku berhenti...dia mengendhap-endhap, lalu cahaya senter diarahkan ke katak berhadapan..dan hap....tangan bapak dengan cepat menangkapnya..kalau sudah dapat aku hanya tinggal menyodorkan wadah yang kubawa. Tidak hanya mencarikan katak untuk lauk makan, dia juga suka mencarikan belut dengan cara memancing dimalam hari....; Bapak mengenam senar yang sudah dikaitan dengan mata pancing, kemudian dipotongnya sepanjang 30cm. bawa belalang atau binatang kecil lainnya untuk umpan. Setelah itu menelusuri pematang sawah, nah dipinggir pematang sawah atau kalau disawah habis diolah, ia akan mencari lubang kecil..kemudian dia memasukkan senar kail plus umpan sambil menggoyang-goyangkannya. Hap...si belut di tarik keluar dari lubang persembunyiannya.

Tawu (bhs Jawa yang artinya menguras air dari kolam tanah), adalah kebiasaan yang menyenangkan yang selalu diperbolehkannya aku dan adikku ikut. Main air, lumpur dan nangkap ikan. Itupun kebiasaan yang ditularkan bapak kepada kami. Setiap kali kolam ikan sudah lama tidak ditawu, bapak lalu bawa ember, dikurasnya kolam ikan. Sewaktu aku masih kecil, kalau bapak sedang tawu....aku hanya duduk menunggu sampai hanya tinggal lumpur, namun setelah semakin besar, aku dan adikku yang nmr 2 diajak bergantian untuk menguras air kolam. Bagiku....kegiatan tawu itu kegiatan yang menyenangkan; main air, seluncuran dikolam, berenang di air kotor, main lumpur, mencari ikan, dapat ikan dan habis itu dimandiin ibuk (ketika masih kecil) sambil ngomel-omel hahahahaha...sangat menyenangkan. Biasanya pada saat kami sibuk nangkap ikan dilumpur, bapak selalu sibuk memasukkan tangannya ke lubang-lubang yang ada dipinggir kolam....Katanya: "Ikan Gabus dan lele banyak sembunyi di lubang..." Benar lho...bapak selalu dapat banyak ikan gabus dan lele di lubang-lubang itu....tapi pernah...tidak lele atau ikan gabus yang ditangkapnya...tapi ular....Tahu bapak tangkap ular....kami yang ada di kolam lari tunggang langgang...kabur.....

Diantara ketiga anaknya bapak, akulah yang paling bandel. Sejak kecil memang aku paling istimewa diantara adik-adikku....istimewanya karena aku memang bandel dan susah diatur. Misalnya saja sewaktu aku masih sekolah TK, pernah bapak marah besar. Aku diikatnya di ranjang besi yang ada tiang disampingnya; jadinya aku nggak jadi sekolah. Kenapa begitu hebatnya bapak marah, karena aku minta nambah jajan (kalau tidak salah...) nggak dikasih, aku marah-marah...aku ggak mau ganti baju sekolah. Ibu nggak kuasa membujukku....bapaklah yang turun tangan....(jadi tertawa kalau ingat peristiwa itu...). Sering aku dimarahi bapak...karena suka membully adikku laki-laki...; memang aku yang keterlaluan, aku selalu membuat adikku nangis (maafkan aku ya om 😆)





                                              ---------   Bersambung - BAPAK.......(DIMASA MUDAKU)

No comments:

Post a Comment

SINOPSIS FILM RISEN

"Risen" adalah sebuah film yang mengisahkan tentang peristiwa kebangkitan Yesus Kristus dari sudut pandang seorang tentara Romawi ...