Bulus (Amyda cartilaginea) adalah sejenis labi-labi
(kura-kura berpunggung lunak) anggota suku Trionychidae. Disebut berpunggung
lunak karena sebagian perisainya terdiri dari tulang rawan dan tempurung
punggungnya (karapas) dilapisi oleh kulit tebal dan licin. Dalam bahasa
Inggris, hewan ini dikenal dengan nama Asiatic softshell turtle atau common
softshell turtle; dalam bahasa Madura disebut ketempah.
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Bulus).
Kura-kura yang hidup di air, dengan diameter punggung
mencapai 100 cm, meskipun umumnya hanya hingga 60 cm saja. Kepala membulat,
dengan mata kecil dan lubang hidung yang terletak di ujung belalai yang kecil
dan pendek. Perisai relatif membundar, tertutupi oleh kulit tebal yang lunak
dan licin, dengan bintil-bintil dan lipatan (gigir) rendah memanjang yang halus
dan terputus-putus. Lehernya panjang, sehingga kepalanya dapat menjangkau
sekurangnya setengah dari perisainya. Tungkai depan dan belakang dengan selaput
penuh, cakar-cakarnya kuat dan berkuku runcing terutama pada tungkai depan.
Warnanya bervariasi mulai dari hitam, abu-abu hingga
kecoklatan. Hewan-hewan yang muda memiliki bintik-bintik kekuningan, terang
ataupun buram. Kadang-kadang terdapat 6-10 bercak bulat agak gelap bertepi
putih, tersusun dalam deretan melengkung di punggungnya. Sisi bawah tubuh halus
licin, berwarna keputihan.
Di Indonesia, nama labi-labi bervariasi sesuai dengan
daerahnya seperti kuya (Pasudan-Jawa Barat), bulus (Jawa Tengah), labi (Minangkabau-Sumatera Barat),
dan bidawang (Kalimantan). Secara luas masyarakat Indonesia lebih mengenalnya
dengan sebutan labi-labi atau bulus. Ada pula yang menyebutnya sebagai
kura-kura air tawar, karena sebagian besar hidupnya memang berada di air tawar. Di dunia internasional, labi-labi dikenal sebagai soft
shelled turtles, dikarenakan kerapas atau cangkangnya lebih lunak jika
dibandingkan dengan kerapas penyu (marine turtles) yang keseluruhan hidupnya
berada di air laut.
Leher bulus dapat dipanjang pendekkan, jika ingin
melindungi dirinya bulus akan memendekkan lehernya dan memasukan kepala
serta tungkai-tungkainya kedalam theca. Leher bulus yang panjang ini dapat
menyentuh karapasnya.
Bulus bernapas menggunakan paru-paru, demikian juga
dengan anak-anaknya yang baru menetas. Sepanjang hidupnya, bulus tidak
pernah mengalami perubahan alat pernapasan yang berupa paru-paru tersebut.
Walaupun berada di kolam atau dalam air sakali-sekali kepala bulus akan
muncul ke permukaan air untuk menghirup oksigen dari udara bebas.
Bapak kami mempunyai hobi memancing, biasanya kami diajak memancing sekaligus rekreasi. sesekali aku dan adikku diajak mancing ditempat-tempat dimana orang tidak pernah mengira bahwa disitu terdapat banyak ikan atau ada spesies kura-kura air tawar diatas.
Namanya juga hobi memancing, bapak tahu persis tempat mana yang ada penghuni bulusnya. Tapi untuk menangkap bulus dengan cara memancing bukanlah perkara mudah. Kalau sampai mendapatkannya itu sebuah keberuntungan. Kenapa demikian?
Namanya juga hobi memancing, bapak tahu persis tempat mana yang ada penghuni bulusnya. Tapi untuk menangkap bulus dengan cara memancing bukanlah perkara mudah. Kalau sampai mendapatkannya itu sebuah keberuntungan. Kenapa demikian?
Hewan ini sekalipun tidak bergigi, tetapi rahangnya sangat kuat dan
tajam. Beberapa kali senar pancing putus karena gigitan bulus. Makanya kalau sampai mendapatkan bulus, mata pancing dibiarkan dimulut, senar dipotong, baru setelah hendak dimasak karena sudah mati, mata pancing baru dilepaskan. Beberapa kali kami menikmati lezatnya daging bulus, kata bapak cukup beberapa kali, supaya si bulus lestari hidup di habitatnya.
Namun barangkali, entah sudah fakta atau masih mitos, orang mempercayai bahwa bulus mempunyai khasiat yang berhubungan dengan kesehatan, keperkasaan dan kecantikan maka terjadi perburuan yang tidak mempertimbangkan kelestarian hidup bulus. Barangkali kita sekarang ini sudah mulai jarang menemukan mereka di sungai sekitar kita.
Bulus mulai jarang kita temukan, barangkali sudah menjadi hewan langka. Sebagian mengambil cangkangnya karena dipercaya berkhasiat
untuk kebugaran. Parahnya, beberapa daerah, bahkan di Indonesia, daging mereka
sering digunakan untuk bahan makanan. Mulai dari sate hingga tongseng. Padahal,
menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), bulus tergolong hewan yang rentan punah.
Sayang ya.....
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Bulus).
https://www.dunia-perairan.com/2012/12/labi-labi-bulus.html
http://bbat-sukabumi.tripod.com/b_labi.html
http://bbat-sukabumi.tripod.com/b_labi.html
No comments:
Post a Comment