Sunday, December 2, 2018

KANGEN UNGKER

Beberapa minggu yang lalu teman-teman masa kecilku upload gambar ungker di medsos, dari mulai mengumpulkan sampai memasaknya. Sayang aku tidak dikirimi, memang teman-temanku agak kurang ajar karena hanya "ngiming-imingi'; kangen ungker deh jadinya. pada waktu aku masih tinggal di daerah grobogan, setiap musim ungker tiba, dengan mudah mencari ungker. Karena letak rumahku dengan hutan jati didaerah jatipohon sangat dekat. Saya biasanya mencarinya bersama teman di sekitar pohon jati yang tumbuh lebat di hutan jati pegunungan kapur utara. Jika pada musimnya memang sangat melimpah, ada yang masih menempel di daun jati ada yang sudah jatuh ke tanah. Sambil bawa wadah, tinggal memungut dan memasukkan ke wadah. Tidak hanya aku dan teman tetapi banyak dari orang grobogan yang mencari, karena ungker termasuk lauk yang lezat untuk disantap (tentunya kalau masaknya benar dan enak). Bagi orang diluar Grobogan, pati, Blora barangkali makanan ini termasuk makanan ekstrem tetapi tidak dengan orang Grobogan dan sekitarnya. Makanan ungker ini makanan yang dinanti setiap tahunnya, sebab biasanya hanya bisa dinikmati setahun sekali.

Sebenarnya apa sih ungker atau Enthung itu? ungker adalah sebutan oleh orang didaerah grobogan, Pati dan Blora untuk menunjuk kepompong ulat jati. Kepompong ini berukuran kecil sekitar 1-2cm, berwarna cokelat tua. Binatang kecil ini mengandung protein yang sangat tinggi sehingga baik untuk dikonsumsi.

Ungker hanya diperoleh ketika musim hujan tiba.Pada awal musim hujan, pohon jati memunculkan daun-daun muda yang berwarna hijau kemerahan. Daun muda inilah ngengat jati meletakkan telurnya. Rata-rata satu betina mampu bertelur 500-1000 butir. Dalam dua hari telur-telur tersebut menetas menjadi ulat kecil yang rakus, yang menyantap daun muda hingga hanya meninggalkan tulang daunnya. Setelah bertumbuh seukuran 4-5 cm (dalam waktu 10-15 hari) ulat akan turun ke tanah untuk berkepompong. Ulat memilih tempat dibalik daun-daun yang gugur dibawah pohon untuk berkepompong. Kepompongnya berbalut kokon sutra. Umur kepompong sekitar 2 minggu. Maka tidak heran jika memperolehnya sangat gampang. 

Jadi inget sebuah kalimat yang muncul waktu mencari kepompong jati "enthung....enthung...endi lor....endi kidul....". Biasanya kalimat ini diucapkan sambil memegang kepala kepompong sedangkan ekornya menghadap keatas. Ketika kepompong dipegang itu ekornya akan bergerak kekanan dan kekiri. Sambil mengucapkan itu biasanya kami tertawa senang.

Kalau sudah dirasa cukup banyak, maka sayapun membagi dengan teman dibawa pulang lalu dimasak oleh ibu atau simbah. Biasanya kedua orang tuaku ini dengan mudah memasaknya. 
Cara menyajikan ungker ini pun cukup mudah dan sederhana. Pertama, ungker di cuci terlebih dahulu untuk membersihkan dari kotoran – kotoran. Kemudian, ungker direbus atau dikukus. Setelah itu, ungker digoreng dengan bumbu yang sudah dibuat, seperti garam, bawang merah dan bawang putih. udah itu saja. Lessaaaaatt......ada nggak ya yang mau kasih ke aku lagi?????


1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

SINOPSIS FILM RISEN

"Risen" adalah sebuah film yang mengisahkan tentang peristiwa kebangkitan Yesus Kristus dari sudut pandang seorang tentara Romawi ...